Sumber Daya Keuangan Bisnis Retail
Sumber Daya Keuangan Bisnis Retail |
A. Mengenal Sumber Daya Keuangan Bisnis Retail
Dalam memulai bisnis retail tentu tidak dapat terpisahkan dari sumber daya keuangan. Lalu, apa pengaruh sumber daya keuangan dalam bisnis retail! Simak pembahasan berikut!
1. Pengertian Sumber Daya Keuangan
Uang merupakan alat tukar yang sah digunakan dalam jual beli. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa uang dapat diartikan sebagai “ alat tukar atau standar pengukuran nilai (kesatuan hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu”. Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang dimasyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.
Definisi keuangan menurut KBBI tersebut dapat diartikan sebagai (1) segala sesuatu yang bertalian dengan uang; (2) seluk belik uang; (3) urusan uang; (4) keadaan uang. Keuangan identik dengan mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan organisasi meningkatkan, mengalokasi dan menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan waktu dan juga menghitung risiko dalam menjalankan proyek mereka. Adapun istilah keuangan dapat berarti (1) ilmu keuangan dan aset lainya; (2) manajemen aset tersebut; (3) menghitung dan mengatur risiko proyek.
2. Indikator Keuangan dalam Retail
Metode dalam menjalankan operasional bisnis retail akan berdampak pada penjualan dan akhirnya berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan retail. Indikator-indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja keuangan dalam bisnis retail
3. Sumber Modal Usaha Bisnis Retail
Modal merupakan salah satu faktor produksi terpenting yang digunakan perusahaan untuk membiayai operasional perusahaan. Sumber modal perusahaan berasal dari sumber, yaitu dari dalam perusahaan (internal) dan dari luar perusahaan (ekternal). Sumber modal internal di antaranya laba (kas), biaya penyusutan, dan suntikan modal dari pemilik perusahaan. Adapun sumber modal ekternal bisa berasal dari utang maupun saham. Selain itu terdapat berbagai jenis kredit dan pinjaman tunai untuk bisa diolah menjadi modal usaha kecil. Memang tidak mudah untuk menentukan sumber pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan usaha. Namun, sebelum memulai usaha harus sudah menentukan jenis bidang usahanya dengan berbagai perhitungan cermat, teliti, dan saksama terhadap rasio untung, rugi, dan risiko aset usaha.
Beberapa alternatif sumber-sumber keuangan/ permodalan dalam perusahaan retail, di antaranya sebagai berikut.
a. Dana Pinjaman
Dana pinjaman menawarkan dana yang tidak terbatas, sehingga sangat tepat digunakan untuk mempercepat dan meperluas kegiatan produksi. Adanya lembaga keuangan sangat berperan dalam memberikan dana pinjaman bagi keuangan perusahaan. Selain itu, pilihan yang diberikan sangat beragam dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Umumnya dana pinjaman merupakan fasilitas yang ditawarkan oleh lembaga keuangan kepada masyarakat yang bertujuan untuk menggerakan kegiatan usaha dan investasi. Jika tidak memiliki simpanan dana pribadi dan kekurangan dana, altenatif lainya adalah dana pinjaman permasalahanya dari dana pinjaman identik dengan beban yang harus terbayar, baik itu pinjaman pokok dan suku bunga kredit setiap bulanya, sehingga mengikis besarnya keuntungan
perusahaan. Selain itu, risiko perusahaan mengalami kredit macet juga akan makin besar jika perusahaan mengalami kerugian.
Berbagai alternatif dana pinjaman (terutama kredit perbankan) adalah sebagai berikut.
1) Kredit Usaha
Bank sebagai lembaga keuangan memberikan peran penting bagi kegiatan usaha di tengah-tengah masyarakat. Salah satu fasilitas yang diberikan adalah memberikan pinjaman dana untuk pembiayaan kegiatan usaha dalam bentuk kredit usaha. Bisa dikatakan semua bank pemerintah dan swasta memiliki program kredit usaha dengan penamaan yang berbeda-beda, tetapi tujuannya sama, yaitu pemodalan. Bank menawarkan banyak pilihan jenis kredit untuk kegiatan usaha, mulai dari kredit mikro puluhan juta hingga ratusan juta dengan bunga kurang lebih 10%. Jangka waktu pengembalian pun juga beragam yaitu antara 3 sampai 5 tahun tergantung dari besar kecilnya jumlah modal yang diberikan. Kredit usaha dari bank mampu menjadi solusi bagi pengusaha dalam mengembangkan pasar dan produksi. Namun, di sisi lain pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar cicilan dan bunga setiap bulannya. Keuntungan yang didapat dari kegiatan bisnis pun akan menjadi terbagi karena beban yang harus dibayarkan ke bank apalagi dengan bunga yang tidak kecil.
2) Leasing dan Lease Back
Leasing merupakan program pendanaan yang diberikan oleh suatu lembaga keuangan berbentuk perusahaan pendanaan. Pinjaman tersebut diberikan tidak berupa uang tunai, tetapi berupa pembelian aset bergerak, seperti kendaraan bermotor. Adapun lease back identik dengan pinjaman yang diberikan pada usaha yang membutuhkan dana tunai dengan jaminan BPKB kendaraan bermotor yang dimiliki.
3) Kredit BPR (Bank Perkreditan Rakyat)
Bank Perkreditan Rakyat memiliki fungsi yang sama persis dengan bank pada umumnya. Pada kenyataannya Bank Perkreditan Rakyat memiliki fungsi yang lebih sempit dibanding bank konvensional lainnya, yaitu dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valuta asing, dan kegiatan asuransi. Fungsi Bank
Perkreditan Rakyat lebih menekankan pada kegiatan simpanan deposito berjangka, tabungan dan pemberian kredit. Pada umumnya, fasilitas kredit dari BPR relatif lebih mudah persyaratan dan prosesnya dibandingkan di perbankan. BPR melayani orang-orang yang membutuhkan pendanaan usaha (UKM) dengan sistem dan persyaratan yang relatif lebih mudah. Namun, yang harus diingat adalah tingkat bunganya cenderung lebih tinggi dari bank umum serta menggunakan jangka waktu yang relatif lebih singkat. Jika dilihat dari fungsinya Dagai pemberian kredit. BPR bisa dijadikan sebagai alternatif keuangan dalam memperluas kegiatan usaha, terutama untuk UKM. Bank perkreditan Rakyat menerapkan sistem yang lebih mudah dalam usaha. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memilih.
Jalur permodalan dari Bank Perkreditan Rakyat, yaitu suku bunga kredit yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan bank pada umumnya dan jangka waktu pengembalian yang relatif lebih singkat.
4) Perum Pegadaian
Perum pegadaian adalah suatu lembaga keuangan yang dimiliki pemerintah untuk menyalurkan pinjaman dengan jaminan barang tertentu, serta tingkat bunga yang relatif rendah dan dihitung per 2 mingguan. Beberapa produk pegadaian yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan usaha seperti KCA (Kredit Cepat Aman), Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai), atau kreasi (Kredit Angsuran Sistem Fidusia).
5) Pinjaman BUMN
Dana yang digunakan sebagai pinjaman dari BUMN identik dengan dana kemitraan yang disebut Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN. Sebagian berasal dari laba perusahaan yang disisihkan untuk pengusaha kecil. BUMN yang memiliki program kemitraan ini, antara lain Pertamina, PT Gas Negara, dan sebagainya.
6) Koperasi
Koperasi yang menyalurkan pendanaan adalah Koperasi kredit (Kopdit) atau KSP (Koperasi Simpan Pinjam). Umumnya persyaratan yang diperlukan adalah menjadi anggota dari koperasi tersebut. Dengan menjadi anggota dan melakukan simpanan, anggota berhak untuk mendapatkan fasilitas kredit. Sebab pada umumnya, koperasi hanya melayani kredit bagi anggotanya saja. Koperasi merupakan alternatif lain dari bank dalam hal pemberian pinjaman kredit usaha. Beberapa perusahaan yang dinyatakan tidak memenuhi persyaratan bank akan kesulitan mengajukan kredit usaha ke bank, sehingga memiliki alternatif lain dalam permodalan, yaitu koperasi. Di sinilah letak peran koperasi dalam permodalan, yaitu memberikan kemudahan bagi pengusaha untuk mengembangkan perusahaan dan kegiatan usaha dengan memberikan persyaratan yang lebih mudah dari bank. Kopera memberikan pinjaman kredit usaha memiliki beberapa keunggulan yang lebih baik dari bank, yaitu tanpa perlu jaminan dalam mengajukan kredit usaha termasuk perusahaan yang masih dalam masa pertumbuhan (startup) serta memberikan kredit bunga ringan yang jauh lebih kecil jika dibandingkan memberikan kredit bunga ringan yang jauh lebih kecil i dengan kredit bunga bank pada umumnya.
7) Bagi Hasil (Profit Sharing)
Sistem bagi hasil bersifat sementara dan bukan suatu kepemilikan. Sistem bagi hasil bisa dilakukan setiap bulan (untuk usaha retail) atau setiap proyek dengan jangka waktu tertentu sesuai masa kontrak. Di akhir masa kontrak, modal bisa dikembalikan.
8) Modal Ventura
Beberapa keuntungan menggunakan modal dari ventura adalah mendapatkan dukungan dalam bentuk dana serta bantuan pengelolaan manajemen dan bimbingan untuk menjalankan usaha berupa pelatihan.
9) Kredit Tanpa Agunan (KTA)
Kredit Tanpa Agunan (unsecured loans) merupakan pinjaman yang diberikan tanpa adanya aset sebagai jaminan atas kredit tersebut. KTA menawarkan solusi yang sangat mudah bagi setiap nasabah yang membutuhkan dana cepat dengan syarat yang relatif ringan tanpa adanya jaminan khusus untuk mengajukan kredit atau untuk keperluan konsumtif. Beberapa kemudahan lainnya yang ditawarkan adalah tingkat suku bunga kredit yang ditawarkan beragam, besar kecilnya disesuaikan dengan tingkat risiko pinjaman. Bagi yang ingin mendirikan usaha baru mungkin akan kesulitan mendapatkannya. Namun, jika berprofesi sebagai karyawan, bisa menggunakan profesi tersebut untuk mendapatkan kredit tersebut guna membangun usaha. Misalnya jenis produk dengan pinjaman yang tersedia mulai dari 5 juta hingga 125 juta dengan bunga flat dan tenor sampai 3 tahun. Pada dasarnya, syarat dari keputusan pemberian KTA adalah berdasarkan pada riwayat kredit dari nasabah itu sendiri. Bagi nasabah yang memiliki kartu kredit dan memiliki riwayat kredit yang bagus akan lebih mudah mengajukan kredit dan terkadang bank sendiri yang akan menawarkan lebih dahulu kepada nasabah tanpa adanya proses pengajuan.
10) Menjalin Kerja Sama
Menjalin kerja sama bisa diterapkan dengan mendirikan usaha bersama mengajak teman atau saudara dengan minat yang sama untuk diajak bergabung. Rekan usaha tersebut memberikan bantuan modal, atau membantu operasional usaha sehari-hari.
b. Dana Pribadi
Dana pribadi adalah dana yang dimiliki oleh pemilik perusahaan itu sendiri. Bagi perusahaan retail yang masih dalam masa awal pembukaan sangat kecil kemungkinan memperoleh suntikan dana dari pinjaman bank atau investor. Bahkan, bisa menemui berbagai masalah yang menyulitkan terutama dalam hal teknis dan manajemen.
Solusi Keuangan yang paling mudah jika perusahaan berada dalam kondisi tersebut adalah dana pribadi. Pemakaian dana jenis ini dimungkinkan bila memiliki simpanan uang tunai di bank atau bentuk lain yang bisa diuangkan. Dengan dana pribadi, lebih fleksibel dalam pemakaian jumlah dana sewaktu-waktu serta bebas mengalokasikan dana sesuai dengan keputusan sendiri, terbebas dari bunga, pemotongan keuntungan, dan tidak perlu membagi hasil dengan pihak lain. Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan jika menggunakan dana sendiri, antara lain kurang terkontrol dalam pemakaian dana, lalai dalam pencatatan keuangan, dan menanggung kerugian sendiri jika mengalami kebangkrutan.
Menggunakan dana pribadi sebagai satu-satunya sumber keuangan perusahaan akan memberikan keuntungan untuk pemilik perusahaan, yaitu lebih leluasa dalam menentukan semua arah kebijakan kegiatan perusahaan dan mendapat keuntungan yang maksimal karena tidak terbebani utang atau pembagian keuntungan dengan pihak lain. Sebab syarat utama yang harus terpenuhi jika mengandalkan sumber keuangan pribadi berupa jumlah dana yang cukup besar untuk menggerakkan fungsi produktif perusahaan sebagai kunci kekuatan finansial internal perusahaan. Namun, di sisi lain memiliki kekurangan pada kinerja perusahaan berupa masalah keterbatasan modal menjadi faktor penting yang mengakibatkan lambatnya perusahaan memperluas kegiatan usaha dan perusahaan kurang bisa bersaing. Oleh sebab itu, sumber keuangan perusahaan memiliki banyak variasi masing-masing jenis memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Seperti halnya jika hanya mengandalkan dana pribadi maka konsekuensinya adalah keterbatasan dana saat ingin mengembangkan usaha dan yang lebih buruk lagi adalah kalah dalam bersaing dengan perusahaan sejenis yang memiliki sumber keuangan lebih baik. Selain itu, juga akan menyebabkan produksi barang dan jasa yang kurang berkualitas karena minimnya inovasi.
Dalam memulai bisnis retail tentu tidak dapat terpisahkan dari sumber daya keuangan. Lalu, apa pengaruh sumber daya keuangan dalam bisnis retail! Simak pembahasan berikut!
1. Pengertian Sumber Daya Keuangan
Uang merupakan alat tukar yang sah digunakan dalam jual beli. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa uang dapat diartikan sebagai “ alat tukar atau standar pengukuran nilai (kesatuan hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu”. Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang dimasyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.
Definisi keuangan menurut KBBI tersebut dapat diartikan sebagai (1) segala sesuatu yang bertalian dengan uang; (2) seluk belik uang; (3) urusan uang; (4) keadaan uang. Keuangan identik dengan mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan organisasi meningkatkan, mengalokasi dan menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan waktu dan juga menghitung risiko dalam menjalankan proyek mereka. Adapun istilah keuangan dapat berarti (1) ilmu keuangan dan aset lainya; (2) manajemen aset tersebut; (3) menghitung dan mengatur risiko proyek.
2. Indikator Keuangan dalam Retail
Metode dalam menjalankan operasional bisnis retail akan berdampak pada penjualan dan akhirnya berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan retail. Indikator-indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja keuangan dalam bisnis retail
3. Sumber Modal Usaha Bisnis Retail
Modal merupakan salah satu faktor produksi terpenting yang digunakan perusahaan untuk membiayai operasional perusahaan. Sumber modal perusahaan berasal dari sumber, yaitu dari dalam perusahaan (internal) dan dari luar perusahaan (ekternal). Sumber modal internal di antaranya laba (kas), biaya penyusutan, dan suntikan modal dari pemilik perusahaan. Adapun sumber modal ekternal bisa berasal dari utang maupun saham. Selain itu terdapat berbagai jenis kredit dan pinjaman tunai untuk bisa diolah menjadi modal usaha kecil. Memang tidak mudah untuk menentukan sumber pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan usaha. Namun, sebelum memulai usaha harus sudah menentukan jenis bidang usahanya dengan berbagai perhitungan cermat, teliti, dan saksama terhadap rasio untung, rugi, dan risiko aset usaha.
Beberapa alternatif sumber-sumber keuangan/ permodalan dalam perusahaan retail, di antaranya sebagai berikut.
a. Dana Pinjaman
Dana pinjaman menawarkan dana yang tidak terbatas, sehingga sangat tepat digunakan untuk mempercepat dan meperluas kegiatan produksi. Adanya lembaga keuangan sangat berperan dalam memberikan dana pinjaman bagi keuangan perusahaan. Selain itu, pilihan yang diberikan sangat beragam dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Umumnya dana pinjaman merupakan fasilitas yang ditawarkan oleh lembaga keuangan kepada masyarakat yang bertujuan untuk menggerakan kegiatan usaha dan investasi. Jika tidak memiliki simpanan dana pribadi dan kekurangan dana, altenatif lainya adalah dana pinjaman permasalahanya dari dana pinjaman identik dengan beban yang harus terbayar, baik itu pinjaman pokok dan suku bunga kredit setiap bulanya, sehingga mengikis besarnya keuntungan
perusahaan. Selain itu, risiko perusahaan mengalami kredit macet juga akan makin besar jika perusahaan mengalami kerugian.
Berbagai alternatif dana pinjaman (terutama kredit perbankan) adalah sebagai berikut.
1) Kredit Usaha
Bank sebagai lembaga keuangan memberikan peran penting bagi kegiatan usaha di tengah-tengah masyarakat. Salah satu fasilitas yang diberikan adalah memberikan pinjaman dana untuk pembiayaan kegiatan usaha dalam bentuk kredit usaha. Bisa dikatakan semua bank pemerintah dan swasta memiliki program kredit usaha dengan penamaan yang berbeda-beda, tetapi tujuannya sama, yaitu pemodalan. Bank menawarkan banyak pilihan jenis kredit untuk kegiatan usaha, mulai dari kredit mikro puluhan juta hingga ratusan juta dengan bunga kurang lebih 10%. Jangka waktu pengembalian pun juga beragam yaitu antara 3 sampai 5 tahun tergantung dari besar kecilnya jumlah modal yang diberikan. Kredit usaha dari bank mampu menjadi solusi bagi pengusaha dalam mengembangkan pasar dan produksi. Namun, di sisi lain pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar cicilan dan bunga setiap bulannya. Keuntungan yang didapat dari kegiatan bisnis pun akan menjadi terbagi karena beban yang harus dibayarkan ke bank apalagi dengan bunga yang tidak kecil.
2) Leasing dan Lease Back
Leasing merupakan program pendanaan yang diberikan oleh suatu lembaga keuangan berbentuk perusahaan pendanaan. Pinjaman tersebut diberikan tidak berupa uang tunai, tetapi berupa pembelian aset bergerak, seperti kendaraan bermotor. Adapun lease back identik dengan pinjaman yang diberikan pada usaha yang membutuhkan dana tunai dengan jaminan BPKB kendaraan bermotor yang dimiliki.
3) Kredit BPR (Bank Perkreditan Rakyat)
Bank Perkreditan Rakyat memiliki fungsi yang sama persis dengan bank pada umumnya. Pada kenyataannya Bank Perkreditan Rakyat memiliki fungsi yang lebih sempit dibanding bank konvensional lainnya, yaitu dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valuta asing, dan kegiatan asuransi. Fungsi Bank
Perkreditan Rakyat lebih menekankan pada kegiatan simpanan deposito berjangka, tabungan dan pemberian kredit. Pada umumnya, fasilitas kredit dari BPR relatif lebih mudah persyaratan dan prosesnya dibandingkan di perbankan. BPR melayani orang-orang yang membutuhkan pendanaan usaha (UKM) dengan sistem dan persyaratan yang relatif lebih mudah. Namun, yang harus diingat adalah tingkat bunganya cenderung lebih tinggi dari bank umum serta menggunakan jangka waktu yang relatif lebih singkat. Jika dilihat dari fungsinya Dagai pemberian kredit. BPR bisa dijadikan sebagai alternatif keuangan dalam memperluas kegiatan usaha, terutama untuk UKM. Bank perkreditan Rakyat menerapkan sistem yang lebih mudah dalam usaha. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memilih.
Jalur permodalan dari Bank Perkreditan Rakyat, yaitu suku bunga kredit yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan bank pada umumnya dan jangka waktu pengembalian yang relatif lebih singkat.
4) Perum Pegadaian
Perum pegadaian adalah suatu lembaga keuangan yang dimiliki pemerintah untuk menyalurkan pinjaman dengan jaminan barang tertentu, serta tingkat bunga yang relatif rendah dan dihitung per 2 mingguan. Beberapa produk pegadaian yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan usaha seperti KCA (Kredit Cepat Aman), Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai), atau kreasi (Kredit Angsuran Sistem Fidusia).
5) Pinjaman BUMN
Dana yang digunakan sebagai pinjaman dari BUMN identik dengan dana kemitraan yang disebut Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN. Sebagian berasal dari laba perusahaan yang disisihkan untuk pengusaha kecil. BUMN yang memiliki program kemitraan ini, antara lain Pertamina, PT Gas Negara, dan sebagainya.
6) Koperasi
Koperasi yang menyalurkan pendanaan adalah Koperasi kredit (Kopdit) atau KSP (Koperasi Simpan Pinjam). Umumnya persyaratan yang diperlukan adalah menjadi anggota dari koperasi tersebut. Dengan menjadi anggota dan melakukan simpanan, anggota berhak untuk mendapatkan fasilitas kredit. Sebab pada umumnya, koperasi hanya melayani kredit bagi anggotanya saja. Koperasi merupakan alternatif lain dari bank dalam hal pemberian pinjaman kredit usaha. Beberapa perusahaan yang dinyatakan tidak memenuhi persyaratan bank akan kesulitan mengajukan kredit usaha ke bank, sehingga memiliki alternatif lain dalam permodalan, yaitu koperasi. Di sinilah letak peran koperasi dalam permodalan, yaitu memberikan kemudahan bagi pengusaha untuk mengembangkan perusahaan dan kegiatan usaha dengan memberikan persyaratan yang lebih mudah dari bank. Kopera memberikan pinjaman kredit usaha memiliki beberapa keunggulan yang lebih baik dari bank, yaitu tanpa perlu jaminan dalam mengajukan kredit usaha termasuk perusahaan yang masih dalam masa pertumbuhan (startup) serta memberikan kredit bunga ringan yang jauh lebih kecil jika dibandingkan memberikan kredit bunga ringan yang jauh lebih kecil i dengan kredit bunga bank pada umumnya.
7) Bagi Hasil (Profit Sharing)
Sistem bagi hasil bersifat sementara dan bukan suatu kepemilikan. Sistem bagi hasil bisa dilakukan setiap bulan (untuk usaha retail) atau setiap proyek dengan jangka waktu tertentu sesuai masa kontrak. Di akhir masa kontrak, modal bisa dikembalikan.
8) Modal Ventura
Beberapa keuntungan menggunakan modal dari ventura adalah mendapatkan dukungan dalam bentuk dana serta bantuan pengelolaan manajemen dan bimbingan untuk menjalankan usaha berupa pelatihan.
9) Kredit Tanpa Agunan (KTA)
Kredit Tanpa Agunan (unsecured loans) merupakan pinjaman yang diberikan tanpa adanya aset sebagai jaminan atas kredit tersebut. KTA menawarkan solusi yang sangat mudah bagi setiap nasabah yang membutuhkan dana cepat dengan syarat yang relatif ringan tanpa adanya jaminan khusus untuk mengajukan kredit atau untuk keperluan konsumtif. Beberapa kemudahan lainnya yang ditawarkan adalah tingkat suku bunga kredit yang ditawarkan beragam, besar kecilnya disesuaikan dengan tingkat risiko pinjaman. Bagi yang ingin mendirikan usaha baru mungkin akan kesulitan mendapatkannya. Namun, jika berprofesi sebagai karyawan, bisa menggunakan profesi tersebut untuk mendapatkan kredit tersebut guna membangun usaha. Misalnya jenis produk dengan pinjaman yang tersedia mulai dari 5 juta hingga 125 juta dengan bunga flat dan tenor sampai 3 tahun. Pada dasarnya, syarat dari keputusan pemberian KTA adalah berdasarkan pada riwayat kredit dari nasabah itu sendiri. Bagi nasabah yang memiliki kartu kredit dan memiliki riwayat kredit yang bagus akan lebih mudah mengajukan kredit dan terkadang bank sendiri yang akan menawarkan lebih dahulu kepada nasabah tanpa adanya proses pengajuan.
10) Menjalin Kerja Sama
Menjalin kerja sama bisa diterapkan dengan mendirikan usaha bersama mengajak teman atau saudara dengan minat yang sama untuk diajak bergabung. Rekan usaha tersebut memberikan bantuan modal, atau membantu operasional usaha sehari-hari.
b. Dana Pribadi
Dana pribadi adalah dana yang dimiliki oleh pemilik perusahaan itu sendiri. Bagi perusahaan retail yang masih dalam masa awal pembukaan sangat kecil kemungkinan memperoleh suntikan dana dari pinjaman bank atau investor. Bahkan, bisa menemui berbagai masalah yang menyulitkan terutama dalam hal teknis dan manajemen.
Solusi Keuangan yang paling mudah jika perusahaan berada dalam kondisi tersebut adalah dana pribadi. Pemakaian dana jenis ini dimungkinkan bila memiliki simpanan uang tunai di bank atau bentuk lain yang bisa diuangkan. Dengan dana pribadi, lebih fleksibel dalam pemakaian jumlah dana sewaktu-waktu serta bebas mengalokasikan dana sesuai dengan keputusan sendiri, terbebas dari bunga, pemotongan keuntungan, dan tidak perlu membagi hasil dengan pihak lain. Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan jika menggunakan dana sendiri, antara lain kurang terkontrol dalam pemakaian dana, lalai dalam pencatatan keuangan, dan menanggung kerugian sendiri jika mengalami kebangkrutan.
Menggunakan dana pribadi sebagai satu-satunya sumber keuangan perusahaan akan memberikan keuntungan untuk pemilik perusahaan, yaitu lebih leluasa dalam menentukan semua arah kebijakan kegiatan perusahaan dan mendapat keuntungan yang maksimal karena tidak terbebani utang atau pembagian keuntungan dengan pihak lain. Sebab syarat utama yang harus terpenuhi jika mengandalkan sumber keuangan pribadi berupa jumlah dana yang cukup besar untuk menggerakkan fungsi produktif perusahaan sebagai kunci kekuatan finansial internal perusahaan. Namun, di sisi lain memiliki kekurangan pada kinerja perusahaan berupa masalah keterbatasan modal menjadi faktor penting yang mengakibatkan lambatnya perusahaan memperluas kegiatan usaha dan perusahaan kurang bisa bersaing. Oleh sebab itu, sumber keuangan perusahaan memiliki banyak variasi masing-masing jenis memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Seperti halnya jika hanya mengandalkan dana pribadi maka konsekuensinya adalah keterbatasan dana saat ingin mengembangkan usaha dan yang lebih buruk lagi adalah kalah dalam bersaing dengan perusahaan sejenis yang memiliki sumber keuangan lebih baik. Selain itu, juga akan menyebabkan produksi barang dan jasa yang kurang berkualitas karena minimnya inovasi.
c. Dana Kolektif (Gabungan Usaha/Kongsi)
Pengumpulan dana dengan cara kemitraan berbentuk kongsi bisa menjadi salah satu pilihan alternatif menjembatani antara memulai usaha sendiri maupun modal pinjaman. Dengan cara ini, modal yang dikumpulkan bisa lebih besar dan mencukupi kebutuhan membuka usaha. Selain itu, tidak perlu membayar bunga pinjaman. Sebagai gantinya akan ada pembagian hasil keuntungan dengan porsi dan komposisi modal yang dimasukkan. Namun, poin penting yang harus diingat dari dana gabungan usaha adalah memperhitungkan secara matang jumlah modal yang dibutuhkan, serta mempertimbangkan berbagai keuntungan dan kelemahan dalam memilih sumber pendanaan dari luar. Jangan sampai usaha retail baru berjalan, tetapi sudah terbebani dengan tingkat bunga yang tinggi. Oleh sebab itu, perlu mencari informasi sebanyak banyaknya mengenai sumber pendanaan yang diinginkan.
Dana kolektif bisa dikatakan sebagai gabungan antara dana pribadi dengan dana beberapa orang yang bersedia menjadi investor dalam memberikan permodalan untuk kegiatan usaha perusahaan. Pengertian investor identik dengan kerabat maupun keluarga yang memiliki jumlah dana tertentu yang kemudian dalam kesepakata orang-orang tersebut akan ditempatkan sebagai mitra usaha. Beberapa kelebihan menggunakan dana kolektif dibanding dana pinjaman, antara lain tidak ada beban atau tidak memiliki tanggungan untuk membayar utang pinjaman dan suku bunga kredit setiap bulannya, sehingga keuntungan bisnis akan lebih maksimal. Selain itu, menggunakaan dana kolektif juga memiliki kerugian, misalnya makin banyaknya orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan perusahaan. Hal tersebut akan cenderung menyebabkan terjadinya konflik dalam membuat kebijakan arah perusahaan serta pembagian keuntungan yang wajib dibagi antarpemberi modal sesuai dengan kesepakatan.
4. Imbal Hasil Atas Aset (Return on Asset/ROA)
Semua usaha bisnis retail pasti menginginkan pencapaian imbal hasil atas aset (Return on Aset/ROA)
Yang tinggi. ROA dikategorikan menjadi alur laba yang diukur oleh perputaran aset. Adapun margin laba bersih (net profit margin) identik dengan seberapa besar keuntungan (setelah pajak) dapat juga digunakan untuk mengukur produktivitas aset yang diinvestasikan dalam perusahaan. ROA umumnya dihitung dengan membagi laba bersih dengan total aset. Rumus perhitungan ROA adalah sebagai berikut.
keuntungan (setelah pajak) yang didapat penjualanya dibagi penjualan bersihnya. perputaran aset (asset turnover) dapat juga digunakan untuk mengukur produktivitas aset yang diinvestasikan dalam perusahaan. ROA umumnya dihitung dengan membagi laba bersih dengan total aset
a. Alur Keuntungan
Informasi yang digunakan untuk menganalisis alur keuntungan dapat berasal dari laporan laba rugi sebuah perusahaan retail. Beberapa komponen utama dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut.
1) Penjualan Bersih
Penjualan bersih (net sales) dapat diketahui dari jumlah tolal rupiah yang diterima oleh retail setelah dikurangi semua pembayaran kembali pada konsumen untuk barang-barang yang dikembalikan. Adapun retur penjualan (sales return) mewakili nilai barang-barang yang dikembalikan konsumen karena barang-barangnya rusak, tidak sesuai, dan sebagainya. Pada dasarnya, penjualan bersih merupakan ukuran pengelolaan yang penting dalam bisnis retail karena penjualan bersih menunjukkan tingkat kegiatan dari barang dagangan
2) Margin Laba Kotor
Margin laba kotor (gross profit margin) identik dengan ukuran penting dalam bisnis retail.
dari berbagai tipe barang (antarkelompok barang dagangan) dan (2) pengelolaan barang dari satu retail dibandingkan dengan pengelolaan retail lain.
3) Beban
Beban (expenses) adalah biaya yang terjadi dalam aktivitas normal yang dilakukan dalam bisnis untuk mendapatkan penghasilan.
Adapun beban operasi (operating expenses) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan bisnis untuk memperoleh pendapatan. Satu kategori biaya pengeluaran adalah biaya-biaya pengoperasian. Kedua adalah biaya modal, yaitu biaya untuk segala inventaris sampai pembelian lokasi toko baru.
4) Keuntungan Bersih
Keuntungan bersih (net profit) adalah ukuran pengelolaan perusahaan keseluruhan.
b. Alur Perputaran
Informasi yang dapat digunakan untuk menganalisis alur perputaran (turn over path) perusahaan adalah pos-pos yang berasal dari neraca saldo seperti aset, kewajiban, dan sebagainya.
1) Aktiva Lancar
Aktiva lancar (current assets) adalah aset-aset yang bisa diubah menjadi uang dalam waktu satu tahun.
2) Piutang Usaha
Piutang usaha (account receivable) ini penting bagi beberapa retail. Contohnya investasi walmart pada uang yang diterima jauh lebih kecil daripada Tiffany karena kecenderungan yang tinggi dari konsumen walmart untuk membayar tunai atau menggunakan kartu kredit pihak ketiga, seperti Visa atau MasterCard.
3) Persediaan Barang Dagangan
Persediaan barang dagangan (merchandise inventory) adalah sumber hidup retail. Sebagai contoh, persediaan mencakup kira-kira 27,10 % dari total aset walmart dan 37,53% dari total aset Tiffany.
Meskipun demikian, terdapat pengecualian yaitu pada retail-retail layanan seperti hotel, salon kecantikan, dan lain-lain yang umumnya tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit persediaan
Barang
4) Kas dan Aktiva Lancar Lainnya
Kas (cash) terdiri atas uang tunai, simpanan, dan rekening di bank, surat berharga yang dapat diperjualbelikan, dan piutang usaha. Adapun aktiva lancar lainnya meliputi berbagai pengeluaran maupun ongkos kirim yang belum dibayarkan oleh pelanggan.
5) Aktiva Tetap
Aset-aset tetap (fixed assets) adalah aset yang membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk mengubahnya menjadi tunai. Dalam bisnis retail, aktiva tetap umumnya terdiri atas bangunan, perabotan, dan peralatan.
c. Perputaran Aktiva
Perputaran aktiva (asset turnover) identik dengan ukuran pengelolaan keseluruhan dari bagian aset pada neraca saldo. Perputaran aktiva ini dapat digunakan untuk mengevaluasi dan membandingkan seberapa efektif para manajer menggunakan aset-asetnya.
d. Kewajiban dan Ekuitas Pemilik
Kewajiban lancar (current liabilities) dalam perusahaan retail identik dengan uang utang yang diharapkan dibayar paling tidak dalam jangka waktu satu tahun.
Kewajiban yang paling penting adalah utang dagang, wesel bayar, dan utang utang lainnya.
1) Utang dagang adalah tagihan yang terutang kepada pemasok untuk pembelian barang dagangan.
2) Wesel bayar adalah bunga yang dipinjam retail pada bank yang melebihi tanggal dan dapat dibayar kurang dari satu tahun.
3) Utang utang lainnya termasuk utang pajak, utang gaji, sewa, pemakaian, dan kewajiban-kewajiban lain yang belum terbayarkan.
4) Kewajiban jangka panjang adalah utang-utang yang akan dibayar setelah satu tahun.
Hak pemilik atau hak para pemegang saham mewakili sejumlah aset pemilik perusahaan retail setelah semua kewajiban terpenuhi. Dalam istilah akuntansi hubungan tersebut dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut.
Hak para pemilik = Total aktiva - Total kewajiban
Dengan demikian, akan didapatkan pola keuntungan yang menggabungkan dua rasio pengelolaan dari hasil pendapatan dan neraca saldo serta batas keuntungan bersih dan hasil aset. Dengan mengalikan perbandingan ini bersamaan maka diperoleh pengembalian atas aktiva (Return On Assets) yang dapat dilihat pada gambar berikut (terlampir)
B. Pengelolaan Sumber Daya Keuangan Bisnis Retail
Perencanaan anggaran biaya operasional dalam bisnis retail tentu diperlukan yang diawali dengan tahap persiapan, implementasi, sampai tahap evaluasi.
1. Penganggaran Modal
Penganggaran modal merupakan proses kegiatan yang mencakup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh manfaat pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi yang ditujukan guna mencapai tujuan yang diharapkan selama periode tertentu di waktu yang akan datang dengan memiliki titik awal (waktu investasi dilaksanakan) dan titik akhir (waktu investasi akan berakhir).
Penganggaran modal terdiri atas seluruh periode investasi yang mencakup pengeluaran dan manfaat yang dikuantifikasi, sehingga memungkinkan untuk diadakan penilaian dan membandingkannya dengan alternatif investasi lainnya. Dalam praktiknya, penganggaran modal mencakup seluruh pengadaan analisis investasi dari beberapa alternatif investasi. Ketidaktepatan dalam menetapkan pilihan investasi akan menimbulkan kerugian-kerugian baik kerugian nyata atau kehilangan kesempatan untuk memperoleh manfaat yang lebih menguntungkan (opportunity cost) dapat diwujudkan. Analisis investasi akan menyeleksi kesempatan-kesempatan investasi yang ada sehingga dapat dipilih investasi yang memberikan manfaat terbesar dari setiap dana yang diinvestasikan.
Manfaat penganggaran modal adalah sebagai berikut.
a. Guna mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
b. Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment.
c. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana makin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar.
d. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
2. Aliran Kas
Kondisi kas perusahaan retail pada tahap awal pada umumnya masih bernilai negatif karena perusahaan retail mengeluarkan dana untuk awal pembukaannya. Setelah perusahaan retail berjalan dengan semestinya, arus kas akan menjadi positif akibat adanya penghasilan dari investasi tersebut. Perusahaan retail mengharap akan menghasilkan arus kas yang lebih besar dibandingkan sebelum melakukan suatu investasi. Di dalam capital budgeting ini disebut sebagai arus kas tambahan (incremental cash flow). Incremental cash flow ini yang digunakan untuk menghitung atau menganalisis kelayakan suatu proyek dengan metode net present value.
Empat hal yang harus diperhatikan di dalam menentukan arus kas tambahan adalah sebagai berikut.
a. Sunk Cost
Pengeluaran yang telah terjadi di masa lalu, yang tidak terpengaruh oleh keputusan menerima atau menolak suatu proyek.
b. Opportunity Cost
Biaya yang timbul karena perusahaan retail kehilangan kesempatan menerima suatu pendapatan karena aset perusahaan retail digunakan pada proyek yang lain.
c. Side Effect
Dapat diklasifikasikan sebagai erosion atau synergy. Erosion terjadi ketika produk baru menurunkan cash flow, sedangkan synergy terjadi sebaliknya.
d. Allocated Cost
Dilihat sebagai pengeluaran kas jika terjadi kenaikan cost pada proyek.
Arus kas dalam suatu proyek terdiri atas beberapa komponen yaitu sebagai berikut.
a. Initial Investment (Investasi Awal)
Semua pengeluaran yang digunakan untuk membiayai proyek tersebut
b. Free Cash Flow
Arus kas bersih yang dapat dihasilkan selama proyek tersebut berlang Namun, yang perlu diperhitungkan adalah selisih arus kas masuk dan keluar (pendapatan dan biaya) setelah dikurangi pajak dan tidak memperhitungkan bunga serta depresiasi.
c. Terminal Value
Arus kas yang dihasilkan jika pada akhir periode investasi tersebut dijual. Nila ini adalah nilai bersih dari penjualan tersebut.
3. Sistem dan Prosedur Penggunaan Dana Perusahaan Retail
Perlu diketahui bahwa penerapan manajemen selalu dihadapkan pada masalah cara menggunakan dana dengan seefektif mungkin. Hal tersebut berkaitan dengan penggunaan dana agar sasaran bisa dicapai serta mendapatkan dana tambahan guna memenuhi kebutuhan dan peluang (opportunity) yang dihadapi perusahaan retail. Oleh karena itu, sebagai pelengkap laporan keuangan, ada baiknya menyusun laporan sumber dan penggunaan dana. Selain itu, bisa mengetahui bagaimana manajemen selama satu periode mempergunakan dana perusahaan retail dan dari mana dana itu didapatkan
Guna mengetahui asal usul sumber keuangan perusahaan retail beserta daya guna dari dana tersebut, bisa diketahui dengan membandingkan neraca awal periode dengan neraca akhir periode. Sumber dana bisa berasal dari tambahan utang, tambahan modal, penyusutan, dan lain-lain biaya nonkas, pengurangan harta lancar, penjualan harta tetap, dan laba. Penggunaan dana dapat dilihat dari berbagai transaksi-transaksi yang menyebabkan terjadinya pembagian deviden, faktor kerugian, berkurangnya utang berkurangnya modal, bertambahnya harta tetap, dan bertambahnya harta lancar. Dengan demikian, melihat posisi keuangan perusahaan retail pada satu periode (neraca) akan diketahui dengan jelas dana yang dimiliki perusahaan retail dipergunakan untuk memiliki harta perusahaan retail serta dana awal yang diperoleh perusahaan retail berasal dari investor/pemilik dan dari kreditor.
Adapun tanggung jawab seorang manajer keuangan sebagai berikut.
a. Keputusan operasi, yaitu bagaimana dana yang diperlukan dapat terpenuhi dan bagaimana dana tersebut dioperasikan untuk mencapai sasaran perusahaan retail.
b. Keputusan pembelanjaan, yaitu keputusan yang harus diambil berkenaan dengan sumber dana yang dibutuhkan perusahaan retail.
c. Keputusan investasi, yaitu berkaitan dengan pengaturan penggunaan dana agar risiko usaha yang dihadapi seminimal mungkin.
Untuk lebih jelasnya lagi mengenai materi pengelolaan bisnis ritel Sumber Daya Keuangan Bisnis Retail kelas XII SMK ini silahkan download filenya yang sudah kami kemas dalam bentuk pdf pada akhir artikel ini.
Informasi yang digunakan untuk menganalisis alur keuntungan dapat berasal dari laporan laba rugi sebuah perusahaan retail. Beberapa komponen utama dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut.
1) Penjualan Bersih
Penjualan bersih (net sales) dapat diketahui dari jumlah tolal rupiah yang diterima oleh retail setelah dikurangi semua pembayaran kembali pada konsumen untuk barang-barang yang dikembalikan. Adapun retur penjualan (sales return) mewakili nilai barang-barang yang dikembalikan konsumen karena barang-barangnya rusak, tidak sesuai, dan sebagainya. Pada dasarnya, penjualan bersih merupakan ukuran pengelolaan yang penting dalam bisnis retail karena penjualan bersih menunjukkan tingkat kegiatan dari barang dagangan
2) Margin Laba Kotor
Margin laba kotor (gross profit margin) identik dengan ukuran penting dalam bisnis retail.
dari berbagai tipe barang (antarkelompok barang dagangan) dan (2) pengelolaan barang dari satu retail dibandingkan dengan pengelolaan retail lain.
3) Beban
Beban (expenses) adalah biaya yang terjadi dalam aktivitas normal yang dilakukan dalam bisnis untuk mendapatkan penghasilan.
Adapun beban operasi (operating expenses) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan bisnis untuk memperoleh pendapatan. Satu kategori biaya pengeluaran adalah biaya-biaya pengoperasian. Kedua adalah biaya modal, yaitu biaya untuk segala inventaris sampai pembelian lokasi toko baru.
4) Keuntungan Bersih
Keuntungan bersih (net profit) adalah ukuran pengelolaan perusahaan keseluruhan.
b. Alur Perputaran
Informasi yang dapat digunakan untuk menganalisis alur perputaran (turn over path) perusahaan adalah pos-pos yang berasal dari neraca saldo seperti aset, kewajiban, dan sebagainya.
1) Aktiva Lancar
Aktiva lancar (current assets) adalah aset-aset yang bisa diubah menjadi uang dalam waktu satu tahun.
2) Piutang Usaha
Piutang usaha (account receivable) ini penting bagi beberapa retail. Contohnya investasi walmart pada uang yang diterima jauh lebih kecil daripada Tiffany karena kecenderungan yang tinggi dari konsumen walmart untuk membayar tunai atau menggunakan kartu kredit pihak ketiga, seperti Visa atau MasterCard.
3) Persediaan Barang Dagangan
Persediaan barang dagangan (merchandise inventory) adalah sumber hidup retail. Sebagai contoh, persediaan mencakup kira-kira 27,10 % dari total aset walmart dan 37,53% dari total aset Tiffany.
Meskipun demikian, terdapat pengecualian yaitu pada retail-retail layanan seperti hotel, salon kecantikan, dan lain-lain yang umumnya tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit persediaan
Barang
4) Kas dan Aktiva Lancar Lainnya
Kas (cash) terdiri atas uang tunai, simpanan, dan rekening di bank, surat berharga yang dapat diperjualbelikan, dan piutang usaha. Adapun aktiva lancar lainnya meliputi berbagai pengeluaran maupun ongkos kirim yang belum dibayarkan oleh pelanggan.
5) Aktiva Tetap
Aset-aset tetap (fixed assets) adalah aset yang membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk mengubahnya menjadi tunai. Dalam bisnis retail, aktiva tetap umumnya terdiri atas bangunan, perabotan, dan peralatan.
c. Perputaran Aktiva
Perputaran aktiva (asset turnover) identik dengan ukuran pengelolaan keseluruhan dari bagian aset pada neraca saldo. Perputaran aktiva ini dapat digunakan untuk mengevaluasi dan membandingkan seberapa efektif para manajer menggunakan aset-asetnya.
d. Kewajiban dan Ekuitas Pemilik
Kewajiban lancar (current liabilities) dalam perusahaan retail identik dengan uang utang yang diharapkan dibayar paling tidak dalam jangka waktu satu tahun.
Kewajiban yang paling penting adalah utang dagang, wesel bayar, dan utang utang lainnya.
1) Utang dagang adalah tagihan yang terutang kepada pemasok untuk pembelian barang dagangan.
2) Wesel bayar adalah bunga yang dipinjam retail pada bank yang melebihi tanggal dan dapat dibayar kurang dari satu tahun.
3) Utang utang lainnya termasuk utang pajak, utang gaji, sewa, pemakaian, dan kewajiban-kewajiban lain yang belum terbayarkan.
4) Kewajiban jangka panjang adalah utang-utang yang akan dibayar setelah satu tahun.
Hak pemilik atau hak para pemegang saham mewakili sejumlah aset pemilik perusahaan retail setelah semua kewajiban terpenuhi. Dalam istilah akuntansi hubungan tersebut dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut.
Hak para pemilik = Total aktiva - Total kewajiban
Dengan demikian, akan didapatkan pola keuntungan yang menggabungkan dua rasio pengelolaan dari hasil pendapatan dan neraca saldo serta batas keuntungan bersih dan hasil aset. Dengan mengalikan perbandingan ini bersamaan maka diperoleh pengembalian atas aktiva (Return On Assets) yang dapat dilihat pada gambar berikut (terlampir)
B. Pengelolaan Sumber Daya Keuangan Bisnis Retail
Perencanaan anggaran biaya operasional dalam bisnis retail tentu diperlukan yang diawali dengan tahap persiapan, implementasi, sampai tahap evaluasi.
1. Penganggaran Modal
Penganggaran modal merupakan proses kegiatan yang mencakup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh manfaat pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi yang ditujukan guna mencapai tujuan yang diharapkan selama periode tertentu di waktu yang akan datang dengan memiliki titik awal (waktu investasi dilaksanakan) dan titik akhir (waktu investasi akan berakhir).
Penganggaran modal terdiri atas seluruh periode investasi yang mencakup pengeluaran dan manfaat yang dikuantifikasi, sehingga memungkinkan untuk diadakan penilaian dan membandingkannya dengan alternatif investasi lainnya. Dalam praktiknya, penganggaran modal mencakup seluruh pengadaan analisis investasi dari beberapa alternatif investasi. Ketidaktepatan dalam menetapkan pilihan investasi akan menimbulkan kerugian-kerugian baik kerugian nyata atau kehilangan kesempatan untuk memperoleh manfaat yang lebih menguntungkan (opportunity cost) dapat diwujudkan. Analisis investasi akan menyeleksi kesempatan-kesempatan investasi yang ada sehingga dapat dipilih investasi yang memberikan manfaat terbesar dari setiap dana yang diinvestasikan.
Manfaat penganggaran modal adalah sebagai berikut.
a. Guna mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
b. Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment.
c. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana makin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar.
d. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
2. Aliran Kas
Kondisi kas perusahaan retail pada tahap awal pada umumnya masih bernilai negatif karena perusahaan retail mengeluarkan dana untuk awal pembukaannya. Setelah perusahaan retail berjalan dengan semestinya, arus kas akan menjadi positif akibat adanya penghasilan dari investasi tersebut. Perusahaan retail mengharap akan menghasilkan arus kas yang lebih besar dibandingkan sebelum melakukan suatu investasi. Di dalam capital budgeting ini disebut sebagai arus kas tambahan (incremental cash flow). Incremental cash flow ini yang digunakan untuk menghitung atau menganalisis kelayakan suatu proyek dengan metode net present value.
Empat hal yang harus diperhatikan di dalam menentukan arus kas tambahan adalah sebagai berikut.
a. Sunk Cost
Pengeluaran yang telah terjadi di masa lalu, yang tidak terpengaruh oleh keputusan menerima atau menolak suatu proyek.
b. Opportunity Cost
Biaya yang timbul karena perusahaan retail kehilangan kesempatan menerima suatu pendapatan karena aset perusahaan retail digunakan pada proyek yang lain.
c. Side Effect
Dapat diklasifikasikan sebagai erosion atau synergy. Erosion terjadi ketika produk baru menurunkan cash flow, sedangkan synergy terjadi sebaliknya.
d. Allocated Cost
Dilihat sebagai pengeluaran kas jika terjadi kenaikan cost pada proyek.
Arus kas dalam suatu proyek terdiri atas beberapa komponen yaitu sebagai berikut.
a. Initial Investment (Investasi Awal)
Semua pengeluaran yang digunakan untuk membiayai proyek tersebut
b. Free Cash Flow
Arus kas bersih yang dapat dihasilkan selama proyek tersebut berlang Namun, yang perlu diperhitungkan adalah selisih arus kas masuk dan keluar (pendapatan dan biaya) setelah dikurangi pajak dan tidak memperhitungkan bunga serta depresiasi.
c. Terminal Value
Arus kas yang dihasilkan jika pada akhir periode investasi tersebut dijual. Nila ini adalah nilai bersih dari penjualan tersebut.
3. Sistem dan Prosedur Penggunaan Dana Perusahaan Retail
Perlu diketahui bahwa penerapan manajemen selalu dihadapkan pada masalah cara menggunakan dana dengan seefektif mungkin. Hal tersebut berkaitan dengan penggunaan dana agar sasaran bisa dicapai serta mendapatkan dana tambahan guna memenuhi kebutuhan dan peluang (opportunity) yang dihadapi perusahaan retail. Oleh karena itu, sebagai pelengkap laporan keuangan, ada baiknya menyusun laporan sumber dan penggunaan dana. Selain itu, bisa mengetahui bagaimana manajemen selama satu periode mempergunakan dana perusahaan retail dan dari mana dana itu didapatkan
Guna mengetahui asal usul sumber keuangan perusahaan retail beserta daya guna dari dana tersebut, bisa diketahui dengan membandingkan neraca awal periode dengan neraca akhir periode. Sumber dana bisa berasal dari tambahan utang, tambahan modal, penyusutan, dan lain-lain biaya nonkas, pengurangan harta lancar, penjualan harta tetap, dan laba. Penggunaan dana dapat dilihat dari berbagai transaksi-transaksi yang menyebabkan terjadinya pembagian deviden, faktor kerugian, berkurangnya utang berkurangnya modal, bertambahnya harta tetap, dan bertambahnya harta lancar. Dengan demikian, melihat posisi keuangan perusahaan retail pada satu periode (neraca) akan diketahui dengan jelas dana yang dimiliki perusahaan retail dipergunakan untuk memiliki harta perusahaan retail serta dana awal yang diperoleh perusahaan retail berasal dari investor/pemilik dan dari kreditor.
Adapun tanggung jawab seorang manajer keuangan sebagai berikut.
a. Keputusan operasi, yaitu bagaimana dana yang diperlukan dapat terpenuhi dan bagaimana dana tersebut dioperasikan untuk mencapai sasaran perusahaan retail.
b. Keputusan pembelanjaan, yaitu keputusan yang harus diambil berkenaan dengan sumber dana yang dibutuhkan perusahaan retail.
c. Keputusan investasi, yaitu berkaitan dengan pengaturan penggunaan dana agar risiko usaha yang dihadapi seminimal mungkin.
Untuk lebih jelasnya lagi mengenai materi pengelolaan bisnis ritel Sumber Daya Keuangan Bisnis Retail kelas XII SMK ini silahkan download filenya yang sudah kami kemas dalam bentuk pdf pada akhir artikel ini.
Download Materi Sumber Daya Keuangan Bisnis Retail.pdf
hai semuanya maaf saya telah pergi begitu lama tetapi begitu banyak yang telah terjadi dan tidak ada waktu untuk memposting. saya pindah ke new orleans minggu pertama bulan juli dan kaki saya menginjak tanah. saya telah bekerja di rumah lama saya di florida selama beberapa minggu terakhir dan saya kelelahan setelah berhasil mendapatkan pinjaman dari mr pedro dan perusahaan pinjamannya pada tingkat 3 untuk membantu menyelesaikan rumah saya! jadi tidak ada waktu untuk berolahraga, tidak ada waktu untuk makan dengan benar dll.....saya sangat ingin hidup saya kembali dan saya sangat bangga dengan apa yang mr pedro lakukan kepada saya dengan membantu saya dengan pinjaman. saya akan meninggalkan email mr pedro di sini sehingga siapa pun yang mencari pinjaman dapat menghubungi mr pedro di ...pedroloanss@gmail.com atau teks whatsapp...+18632310632. semoga hidupku bisa kembali seperti semula. rindu kalian berharap untuk segera
BalasHapus